Restoran dengan style Peranakan Cuisine memang tidak lekang oleh jaman. Citarasa paduan antara masakan Indonesia dan Oriental/Chinese Food memang sulit untuk ditolak dan cocok untuk makan bersama keluarga karena tipe dan variasi makanannya yang bisa dinikmati mulai dari tua sampai muda.
Seribu Rasa salah satunya, hadir menyajikan aneka masakan Indonesia dan variasi makanan oriental lainnya. Yang menurut saya unik dari Seribu Rasa, masakan oriental di sini tidak hanya berkutat di Chinese Food, tapi juga ada nuansa Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam. Dan masakan Indonesianya juga banyak pilihannya. Cabangnya ada di beberapa tempat tapi kami nyobain yang di Lippo Mall Puri St Moritz. Posisinya ada 1 lantai dengan bioskop XXI.
Dalamnya ternyata cukup besar dan ada 3 area terpisah, 2 diantaranya sepertinya didesain supaya bisa mudah untuk diatur apabila ada yang reservasi untuk acara kecil dengan kapasitas sampai sekitar 50 orang.
Sewaktu saya datang pengunjungnya cukup ramai, tapi pelayanannya cukup sigap dan baik meskipun situasinya sibuk. Timing hidangannya keluar juga oke. Tidak terlalu lama menunggu, minuman dan makanan pembuka pun keluar.
Chicken Satay Nusantara |
Chicken Satay Nusantara alias Sate Ayam adalah salah satu hidangan pembuka yang populer di kalangan pengunjung. Satenya agak unik dengan warna kemerahan. Daging pada satenya tebal-tebal dan dimarinate dengan saus barbeque.
Disajikan dengan saus kacang dan saus kecap. Karena saus kecapnya agak pedas saya tidak mencicipi, tapi saus kacangnya khas dan sepertinya ada tambahan rempah yang berbeda dengan saus sate pada umumnya. Tapi saus kacangnya agak sedikit jadi ngga bisa dibalur banyak-banyak ke sate nya.
Udang Gulung Tempoe Doele |
Appetizer kedua kami adalah Udang Gulung Tempoe Doeloe. Saya masih lebih suka yang satay, tapi ini pun enak. Disajikan dengan saus mayonaise untuk cocolan, teksturnya awalnya saya pikir garing tapi ternyata lebih cenderung empuk. Waktu digigit juicy udangnya berasa banget.
Yangoon Crispy Duck |
Yangoon Crispy Duck |
Favorit utama saya adalah Yangoon Crispy Duck, tersaji a la Bebek Peking style bersama ketimun, daun bawang, dan saus plum yang lezat. Tapi bebeknya dimasak dengan digoreng kering. Kulit pembungkusnya lebih tipis dan lebih bertekstur daripada kulit Bebek Peking restoran Chinese Food. Kadar telurnya juga sepertinya lebih banyak.
Sensasi waktu makan daging bebeknya bersama potongan ketimun, saus, daun bawang, yang digulung dengan kulit ini sungguh bikin saya bahagia. Meskipun digoreng kering tapi bebeknya tidak terlalu berminyak dan krenyesnya oke banget, sehingga awalnya malah kami pikir ini dipanggang. Porsi kulit maupun potongan bebeknya juga cukup banyak. Saya rasa cukup untuk 3-4 orang, atau 2 orang kalau makannya sampai doyan kayak saya. xd
Jumbo Prawn Golden Egg Yolk |
Jumbo Prawn Golden Egg Yolk juga menjadi menu favorit saya. Udangnya besar dimasak dengan saus kuning telur yang sungguh nikmat dan nagihnya bikin saya ingin makan udangnya sebersih mungkin. Seribu Rasa ini juara banget untuk racikan bumbunya. Harganya tapi juga sungguh lumayan sih. xD
Sup Daun Singkong Tumbuk |
Sayur singkong sebenarnya bukan tipe sayur favorit saya sehingga saya jarang makan. Tapi waktu mencicipi ini pemikiran saya langsung berubah, enak banget ternyata. Singkongnya ditumbuk halus dan kecil-kecil sehingga mudah dimakan. Yang bikin mantap tentu kunyit dan santannya. Sekali cicip ngga bisa berhenti. Kalau ngga inget kolesterol rasanya ingin saya habiskan sampai tuntas. Menu ini paling enak dinikmati waktu panas-panas. Semakin dingin, citarasanya semakin berat dan pekat.
Sop Buntut |
Kebalikan dengan menu sebelumnya, Sop Buntut tampil dengan kuah jernih yang menyegarkan. Sehat dan lezat, mungkin begitu kira-kira pendapat saya untuk menu ini. Waktu awal nyicip kami cukup kaget karena sepertinya terlalu berlada, mungkin sebaiknya ladanya dikurangi kadarnya. Tapi setelah diberi perasan jeruk nipis, rasa ladanya berkurang dan citarasa supnya jadi semakin oke.
Sayur yang digunakan ada wortel dan kentang, cocok dengan rasa kaldu sapinya yang gurih tapi ringan. Daging pada buntut sapinya juga sungguh empuk dan enak. Menu ini disajikan dengan emping dan kecap manis. Tapi saya pribadi lebih suka menikmati kuahnya hanya dengan tambahan jeruk nipis, tidak perlu kecap lagi.
Untuk minuman adik saya memesan Thai Ice Tea (kiri). Manisnya pas dan segar, tersaji unik dengan sedikit susu dan biji selasih di bagian atasnya.
Saya sendiri memesan Senandung Rinjani (kanan), mocktail paduan gula asam, lemon, falernum, dan madu. Rasanya asam manis dan sangat menyegarkan. Cocok buat menemani hidangan-hidangan Seribu Rasa yang bumbunya lumayan rich.
Es Campur Seribu Rasa |
Sayangnya untuk dessert agak kalah kalau dibanding dengan makanan-makanan maupun minumannya. Enak sih, tapi ngga sampai gimana-gimana amat. Es Campur Seribu Rasa nya manis dan menyegarkan dengan aneka potongan buah seperti nanas, alpukat, kelapa, nangka dan cincau. Kadar manis nya pun oke.
Klaapertart Sunda Kelapa di Seribu Rasa ada 2 jenis, vanilla dan rum-raisin. Mungkin ini menu paling lemah di antara semua yang saya cicipi di Seribu Rasa. Porsinya terlalu kecil dan tekstur klaapertartnya juga biasa saja untuk harganya yang cukup mahal. Yang rum-raisin rasanya lebih enak daripada yang vanilla. Parutan keju di atas Klapertaart vanilla malah bikin tekstur dan rasanya kurang nyambung. Mungkin lebih cocok kalau dengan krim lembut atau es krim daripada keju.
Tapi selain Klaapertart, overall saya puas banget dengan makanan-makanan yang disajikan di sini. Enak-enak, kualitas rasa dan bumbunya mantap banget. Pilihan menunya juga menarik dan sepertinya akan mudah untuk mengajak anggota keluarga saya yang lain untuk makan-makan di Seribu Rasa. ^^
No comments:
Post a Comment