Saya pernah cobain Beatrice Quarters di Senayan City, tapi karena menunya lebih lengkap yang di Central Park, untuk blogpost Beatrice Quarters saya bahas yang outlet CP saja. Konsep makanan di Beatrice Quarters sepertinya semacam menu peranakan antara masakan Eropa dan Jepang.
Outlet Beatrice Quarters di Central Park baru buka akhir Oktober kemarin. Lokasinya di Lantai paling bawah sederet dengan Zenbu dan CupBob. Outletnya tidak besar-besar amat, jadi interiornya cenderung fungsional minimalis dan tidak didekor aneh-aneh. Teman saya pernah cobain menu Rice Pizza mereka sewaktu dulu makan di PIK. Tapi sepertinya menu ini sudah tidak ada lagi di Beatrice Quarters. Padahal saya lumayan penasaran.
|
Beef Tokio Goulash |
Meski demikian, makanan lainnya juga unik-unik. Penyajian makanan di Beatrice Quarters ini juga menarik dengan perlengkapan makan yang agak berbeda dengan restoran pada umumnya sehingga bikin orang penasaran. Yang pertama saya cobain adalah Beef Tokio Goulash. Disajikan diatas semacam piring hotplate dan tatakan kayu.
Beef Tokio Goulash ini adalah nasi goreng yang disajikan dengan yogurt, sapi Hokubee asal Australia, telur ceplok setengah matang, dan saus goulash. Sebenernya paduan telur, yoghurt, dan
saus goulashnya asik banget. Creamy dari yogurt dan telur cocok dengan saus daging dan nasi goreng. Tapi ternyata menu ini ada pakai bubuk cabai sehingga saya agak kurang menikmati gara-gara lidah saya yang anti cabe.
Setelah saya perhatikan, hampir semua menu di Beatrice Quarter diberi taburan bubuk cabai paprika. Makanya selanjutnya setiap pesan makanan di sini saya selalu minta jangan pedas dan jangan pakai bubuk cabai.
|
Truffle Shimeji Soup |
Untuk sup, yang Truffle Shimeji enak dan gurih. Teksturnya agak encer tapi rasanya rich
dan jamur banget. Rotinya kecil tipis tapi crispy dan enak. Cocok untuk menemani sup nya.
|
Butternut Pumpkin |
Yang Butternut Pumpkin juga lumayan, tapi agak keenceran dan taste nya juga kurang kuat. Entah
kenapa saya lebih kepikiran rasa jagung daripada labu. Saya lebih suka
yg jamur daripada yang ini.
|
Mushroom Omurice Risotto |
|
Mushroom Omurice Risotto close up |
Menu nasi yang juga menarik penyajiannya selain Tokio Goulash adalah Omurice Risotto. Nasi goreng diselimuti telur dadar,
disajikan dengan jamur dan saus creamy. Paduan
nasi goreng dengan saus cream ini juga memberikan rasa yang menarik. Telurnya dimasak dengan sangat oke. Rasanya mild dan enak, tekstur telurnya juga lembut.
|
Olive Platter Salmon Mentaiko |
Menu nasi selain Tokio Goulash dan Risotto masih ada juga Olive Platter dan Aromatic Fried Rice. Olive Platter nya saya coba yang lauknya salmon mentaiko. Nasi gorengnya mirip nasi goreng biasa dengan rasa yang cenderung gurih asih. Ada potongan buah zaitun kecil-kecil sih, tapi feeling 'olive' nya tidak terlalu terasa. Not bad tapi nga spesial juga.
Salmonnya biasa saja secara rasa maupun tekstur, saus mentaiko nya yang bikin rasa ikan ini lebih menarik. Potongan salmonnya tebal sih, tapi kalau dibanding nasi rasanya ukuran salmonnya kecil. Olive Platter disajikan dengan telur ceplok dan tumis jamur shimeji. Telurnya bisa pilih mau matang atau setengah matang.
|
Sausage & Smoked Beef Aromatic Fried Rice |
Aromatic Fried Rice secara konsep sebenarnya kurang lebih sama dengan Olive Platter. Tapi nasi goreng pada menu ini dimasak dengan saus tomat sehingga ada rasa gurih manis dan sedikit asam tomat pada nasi goreng ini. Tampilannya tidak se kuning yang di foto menu. Porsi nasinya sepertinya lebih sedikit dari yang Olive Platter, tapi secara rasa saya lebih suka nasi goreng yang ini.
Sosis
dan smoked beef nya enak, sudah disajikan terpotong-potong. Aromatic Fried Rice juga disajikan dengan telur dadar, tapi nabati pendampingnya adalah salad.
Baik Olive Platter maupun Aromatic Fried Rice sebenarnya kurang lebih nasi goreng biasa dengan tampilan penyajian yang manis sih. Kalau mau menu nasi yang lebih unik saya lebih rekomendasikan yang Tokio Goulash dan Risotto.
|
Smoked Salmon Egg Benedict |
Egg Benedict menjadi menu yang paling favorit dan saya rekomendasikan di Beatrice Quarters. Kalau nyobain makan, yang ini wajib dicoba. Tampilan hidangannya sungguh
menarik dan rasanya juga enak. Telurnya lezat banget dan teksturnya juga
pas. Saya sungguh penasaran dan masih belum tahu gimana caranya telurnya bisa dibuat foamy dan seperti di torch gitu
pinggirannya.
Paduan smoked salmon, telur, jamur, saus, dan roti di
bawahnya asik banget. Saladnya melengkapi asupan sayur. Saus pada
saladnya enak, rasanya asam manis. Saya kurang tahu nama sausnya. Karbohidratnya juga cuma dari roti,
lebih banyak kenyang karena protein pada telur, daging, jamur, dan sayur. Cocok buat mereka yang hendak mengurangi karbohidrat.
|
Juicy Beef Burger |
Juicy Beef Tower Burgernya cukup oke. Isinya ada telur ceplok, jamur shimeji, selada, keju, ground beef patty, tomat, dan saus bbq. Rasa beef patty nya lumayan, dan burger di sini unik karena ada jamur shimejinya. Ada tekstur yang menarik pada permukaan roti, tapi secara rasa rotinya sih biasa saja. Overall menarik, tapi tidak spesial kalau dibanding menu lainnya.
|
Dori Miso Papilotte |
Dori Miso Papilotte adalah satu lagi menu Beatrice Quarters yang menurut saya penyajiannya sangat unik dan menarik. Bahan-bahan dan bumbunya dibungkus ke dalam kertas dan sepertinya di steam. Sayangnya secara rasa saya kurang sreg, asin banget. Entah apa memang rasanya seperti itu atau kokinya tidak sengaja memasukkan terlalu banyak garam.
Mie nya bukan pasta, tapi lebih seperti mie yang digunakan di ramen. Agak kematengan, tapi model yang dimasak sekaligus begini memang susah mengendalikan tekstur mie. Yang saya suka dari masakan ini adalah porsi mie, ikan dori, jamur dan sayuran di dalamnya seimbang dan terasa sehat. Seandainya saja tidak keasinan... T___T Semoga lain kali saya coba ini lagi, rasanya bisa lebih oke.
|
Le Japonais Chicken |
Untuk menu pasta, saya memutuskan menciba Le Japonais Chicken. Yang disajikan adalah Fetucini yang dimasak dengan saus krim dan jamur, lalu di atasnya ada chicken katsu
dengan lelehan keju. Kejunya kurang meleleh jadi susah diaduk dengan
pasta di bawahnya. Tapi overall rasanya lezat dan menyenangkan. Tekstur saus krim nya pas dan tidak terlalu berat, padahal biasanya saya gampang enek dengan saus krim pada pasta.
|
Lemonade |
Lemonade menjadi pilihan minuman yang menurut saya cocok mendampingi makanan apapun. Rasa asam manisnya bikin segar dan tidak berat. Selain Lemonade, Ice Tea juga oke dan di Beatrice Quarters minuman Ice Tea nya bisa refill.
|
Kiwi Yogurt |
Tapi kalau sedang ingin minuman yang lebih berat, saya suka yogurt series di sini. Kiwi yogurt nya enak. Teksturnya pekat dengan rasanya asam segar dan kadar manis yang pas. Healthy and delicious. :d
|
Honey Ginger Lemonade |
Tapi menu minuman favorit saya sejauh ini jatuh pada Honey Ginger Lemonade. Rasa pedas jahe, asam lemon, dan manis madu yang disajikan hangat-hangat ini sungguh enak banget dan bikin saya rileks. Sehat dan enak di tenggorokan, apalagi kalau badan sedang kurang fit.
|
Kurumi Carrot Cake |
Last but not least, saya selalu ngga tahan pengen nyoba kalau liat yang namanya Carrot Cake. Dan syukurlah Kurumi Carrot Cake ini enak~ Harganya sekitar Rp38.000,- Porsinya cukup oke. Tekstur kue
nya tidak terlalu padat, rada ngembang, tapi rasa kue nya tetap rich dan bikin seneng. Krimnya kejunya
lumayan padat dan heavy, not that bad but not that good either. Saya suka karena banyak kacang di pinggirannya. Nga banyak carrot cake yang murah hati dengan kacang walnut. xd
Sekian dulu review Beatrice Quarters nya. Kapan-kapan sepertinya saya mau cobain parfait dan Honey Toast. Yang manis-manis ini ngga diskon selama opening promo, jadi nanti dulu saya nyoba nya.~