Beberapa tahun belakangan, wisata ke Jepang semakin booming karena makin banyak promo tiket pesawat murah ditambah dengan gratis visa bagi pengguna e-paspor. Saya sendiri sudah pernah ke Jepang 1 kali dengan rute Osaka - Kyoto - Kawaguchiko - Tokyo. Setelah beberapa tahun kembali menabung, tahun depan saya berencana kembali ke Jepang kali ini dengan rute yang agak berbeda.
Tapi sambil nyiapin ini itu dan menunggu tahun depan, saya mau coba bagi-bagi tips yang penting nga penting tapi saya rasa berguna kalau mau wisata ke Jepang, terutama untuk masalah transportasi dan beberapa hal kecil lainnya.
1. Osaka dan Kyoto
Orang sering menginap di Osaka meski siang harinya jalan-jalan ke Kyoto atau kota-kota lainnya untuk menghemat biaya penginapan atau makan. Tapi untuk yang suka wisata budaya dan makanan, saya lebih menyarankan untuk tetap menginap di Kyoto, kalau bisa 2-3 malam. Banyak tempat wisata yang bagus banget serta tempat makan yang enak-enak di Kyoto. Saya termasuk yang menyesal karena hanya 1 malam menginap di Kyoto dan tempat wisata yang bisa saya kunjungi jadinya terbatas.
2. JR Pass
JR pass sangat berguna kalau rencana perjalanannya pindah-pindah kota dengan jarak yang lumayan. Tiket terusan ini hanya bisa dibeli di luar Jepang karena peruntukannya khusus wisatawan asing. Biro-biro wisata di Indonesia banyak yang bisa menyediakan JR pass, terutama biro wisata yang memang dari Jepang.
Kalau tidak banyak pindah kota atau naik shinkansen, agak rugi pakai JR pass. JR Pass biasanya baru pas-pasan nutup kalau setidaknya naik shinkansen dari Tokyo ke Osaka/Kyoto lalu balik lagi ke Tokyo. Untuk pindah antar kota di kota-kota besar, banyak alternatif lain yang lebih murah seperti kereta non-JR atau bus antar kota. Tapi naik shinkansen memang jauh lebih cepat.
3. Night Bus
Bus malam adalah salah satu alternatif penghematan biaya transport sekaligus akomodasi dan juga menghemat waktu. Biayanya sekitar 5000-10000 yen per orang (Osaka-Tokyo) tergantung jenis dan tujuan bus. Tapi jauh lebih murah daripada shinkansen yang harganya diatas 10000yen. Shinkansen juga hanya bisa dari pagi-sore, sementara Bus Malam jalan sekitar jam 11-12 malam. Jadi hemat biaya penginapan untuk 1 malam, tinggal tidur di bus dan pagi-pagi sudah sampai di kota tujuan.
Bus malam di Jepang termasuk sangat nyaman. Di dalam bus
sudah ada toilet. Supirnya pun sopan dan ramah bahkan setelah semalaman
nyetir. Reservasi bus bisa minta tolong dipesankan oleh tempat
penginapan karena mesti telepon pihak bus nya dan kudu pake bahasa
Jepang.
4. City Unlimited Pass
Sebaiknya cari tahu apakah kota tujuan ada menjual unlimited pass. Banyak kota yang menjual unlimited pass untuk wisatawan dalam rangka menggenjot pariwisata. Unlimited pass ini biasanya untuk penggunaan transportasi. Jadi kalau kita beli pass untuk 1 wilayah, kita bebas menggunakan moda transportasi yang tercover oleh pass, di wilayah tersebut, tanpa perlu berkali-kali bayar.
Batasan waktunya tergantung kita beli unlimited pass untuk berapa hari. Unlimited pass kadang hanya dijual kepada wisatawan asing. Kadang pass juga termasuk voucher diskon/gratis untuk tempat wisata dan toko-toko tertentu.
5. Loker Stasiun
Hampir semua
stasiun di Jepang memiliki loker penitipan barang. Loker ini sangat
berguna kalau misalnya kita cuma mampir di satu wilayah lalu sorenya
pindah lagi ke wilayah lain, juga kalau kita harus check out pagi-pagi
dan agak repot menitip tas di penginapan padahal masih mau jalan-jalan.
Biayanya sekitar 300-600yen per loker (tergantung besar loker). Tapi
space nya memang terbatas jadi kalau koper yg sangat besar mungkin tidak
bisa masuk, atau harus menyewa loker yang lebih mahal. Umumnya sih
penginapan bersedia dititipin barang tanpa charge.
Saya sendiri 2 kali menggunakan fasilitas loker stasiun. Pertama, sewaktu dari Kyoto saya naik Bus Malam ke Kawaguchiko. Di Kawaguchiko saya titip barang-barang di loker stasiun, lalu jalan-jalan seharian di Kawaguchiko. Sorenya saya ambil barang, baru naik highway bus menuju Tokyo.
Kedua, saya checkout pagi tapi masih mau jalan-jalan sebelum ke bandara di sore hari. Jadi saya titip barang di loker stasiun, jalan-jalan, sorenya baru ambil barang dan langsung ke bandara naik kereta.
Kalau sampai di Jepangnya malam-malam nanggung (diatas jam 11 malam) tidur saja di bandara sambil menunggu pagi. Daripada keluar biaya transportasi dan penginapan lagi, tidur di bandara gratis. Kereta juga baru kembali berfungsi di pagi hari.
Hampir semua penginapan di Jepang menyediakan sabun cair, shampo, dan kadang conditioner untuk para tamunya. Jadi tidak perlu bawa-bawa sabun. Buat yang rambutnya bisa pakai shampo apa saja, tidak perlu repot bawa shampo juga.
Tapi kalau sabun cuci muka, odol, dan sikat gigi perlu bawa sendiri karena banyak yang tidak menyediakan. Handuk juga biasanya disediakan pihak penginapan atau bisa sewa. Saya sendiri lebih suka pakai yang dari penginapan, apalagi kalau tempat nginepnya pindah-pindah, supaya tidak usah lagi bawa-bawa handuk yang agak basah sewaktu pindah penginapan.
8. Makanan
Kalau makan di restoran di Jepang, agak dipandang aneh kalau misalnya kita hanya pesan 1 menu untuk dibagi 2. Masing-masing orang diekspektasikan untuk menbeli makanan sendiri-sendiri. Jadi ngga ada tuh modelan rame-rame ngumpul di cafe tapi yang beli minum cuma 1-2 orang. Porsi makanan di Jepang juga besar-besar, meskipun penduduknya mayoritas kurus-kurus. Di Jepang juga ngga kenal sistem kasih tips.
Bukannya mau ngiklan, tapi diantara banyak jenis oleh-oleh, white chocolate banana mochi ini sepertinya yang paling sukses bikin orang senang. Rasanya memang enak banget dan bahkan saya yang bukan penggemar pisang pun doyan makan ini. Ada beberapa varian rasa lain untuk mochi merk ini, tapi mayoritas teman saya bilang white chocolate banana mochi yang paling enak.
Kalau makan di restoran di Jepang, agak dipandang aneh kalau misalnya kita hanya pesan 1 menu untuk dibagi 2. Masing-masing orang diekspektasikan untuk menbeli makanan sendiri-sendiri. Jadi ngga ada tuh modelan rame-rame ngumpul di cafe tapi yang beli minum cuma 1-2 orang. Porsi makanan di Jepang juga besar-besar, meskipun penduduknya mayoritas kurus-kurus. Di Jepang juga ngga kenal sistem kasih tips.
9. Oleh-Oleh
Bukannya mau ngiklan, tapi diantara banyak jenis oleh-oleh, white chocolate banana mochi ini sepertinya yang paling sukses bikin orang senang. Rasanya memang enak banget dan bahkan saya yang bukan penggemar pisang pun doyan makan ini. Ada beberapa varian rasa lain untuk mochi merk ini, tapi mayoritas teman saya bilang white chocolate banana mochi yang paling enak.
10. Cek Cuaca
Sejak jauh-jauh hari, ada baiknya selalu cek kondisi perkiraan cuaca, sebab ada tempat-tempat yang butuh cuaca yang cerah supaya bisa dinikmati dengan maksimal. Misalnya saja kalau mau melihat Gunung Fuji, kalau sedang berawan atau hujan bisa-bisa ngga kelihatan. Sayang jadinya. Kalau sedang badai juga bisa-bisa cuma bisa mendem di penginapan.
Sejak jauh-jauh hari, ada baiknya selalu cek kondisi perkiraan cuaca, sebab ada tempat-tempat yang butuh cuaca yang cerah supaya bisa dinikmati dengan maksimal. Misalnya saja kalau mau melihat Gunung Fuji, kalau sedang berawan atau hujan bisa-bisa ngga kelihatan. Sayang jadinya. Kalau sedang badai juga bisa-bisa cuma bisa mendem di penginapan.
Demikian beberapa tips kalau jalan-jalan ke Jepang. Semoga berguna dan bikin perjalanan kalian makin menyenangkan. :)
No comments:
Post a Comment