Sunday, November 19, 2017

Kiyadon Sushi - Pacific Place SCBD

Sebelumnya, thanks a lot buat Kiyadon Sushi dan Zomato yang sudah ngasih undangan sehingga saya bisa experience dining di Kiyadon Sushi. ^^ Kiyadon yang pernah saya makan cuma di CP, Senayan City, dan TA. Tapi 3-3nya sudah tidak ada, jadi seneng banget bisa berkesempatan mampir ke outlet Kiyadon di Pacific Place SCBD.

D.I.G Roll

D.I.G Roll nya enak banget. Nga nyangka perpaduan aburi salmon, tobiko, crab stick, ketimun, abon ayam, dan mayonaise ternyata oke dan asik di lidah. Tobiko dan abon nya kasih sensasi yang menarik waktu digigit.

Tossa Tofu

Tossa Tofu ini sebenarnya mirip-mirip agedashi tofu, tapi beda bahan kulit luarnya yang digoreng. Warnanya lebih coklat geseng. Alternatif yang menarik kalau bosan dengan Agedashi Tofu  biasa. Tahu di Kiyadon juga rasanya enak, teksturnya lembut tapi solid. Saus agedashi tofunya tapi rasanya agak terlalu kuat untuk selera saya. Saya lebih suka yang mild.

Beef Miso Ramen

Beef Miso Ramen ini kuah misonya berasa banget. Rasanya lebih ke gurih mild khas kacang kedelai. Variasi yang menarik untuk saya yang lebih sering ketemu tonkotsu style ramen. Porsi nya juga cukup melimpah dan potongan dagingnya termasuk banyak dan besar. Tapi sebagai overall menu ramen tetap agak kalah sih dengan yang memang fokus sebagai restoran ramen. Mie nya bukan tipe mie ramen yang saya suka dan telur nya hanya telur rebus biasa.

Service nya ok. Pelayanannya sangat baik, atentif, dan ramah. Karena satu dan lain hal saya kurang banyak foto-foto di Kiyadon dan nyesel banget. Mungkin kapan-kapan bakal mampir lagi biar bisa puas-puasin menikmati sushi dan lebih banyak foto-foto.


Kiyadon Sushi Menu, Reviews, Photos, Location and Info - Zomato

Pork Tonkotsu style by Menzo Ramen Central Park

Menzo Ramen

Menzo Ramen hadir di Central Park menggatikan Iwata Abura Soba. Posisinya ada di sebelah Sunny Side Up dan Java Kitchen. Bukanya baru sekitar seminggu yang lalu. Layout interiornya masih sama dengan layout Iwata. Sebenarnya agak risky karena layoutnya bikin orang cenderung memilih makan di bangku pinggiran dan baru duduk di tengah kalau yang pinggir sudah penuh. Bikin kalau dari luar sekilas kesannya sepi, padahal mungkin ada yang lagi pada makan di pinggir-pinggir. xD;

Menunya tidak banyak, variasinya cukup fokus untuk restoran ramen. Kalau search google sepertinya Menzo Ramen pertama kali hadir di Malaysia. Mungkin didirikan oleh orang Jepang yang tinggal di Malaysia. Style nya adalah ramen dengan kuah tonkotsu yang rich. Mayoritas menu nya mengandung babi, tapi ada yang pakai ayam juga.

Classic Tonkotsu Ramen

Untuk ramen yang lengkap dengan chashu, isinya terdiri dari mie yang modelnya kecil dan lurus (my favorit kind of ramen noodle), kuah kaldu, telur 1 butir, 2-3 slice chashu, irisan daun bawang, jamur kuping, dan nori seaweed. Ada juga condiment bawang putih goreng dan shoyu di atas meja.

Harganya Rp65.000 belum termasuk pajak. Kalau mau makan yang lebih ekonomis bisa pilih yang pakai telur saja atau yang ramen basic saja. Porsi mie nya termasuk banyak. Habis makan dari sini saya selalu kenyang banget.

Telurnya lembut dan empuk, tapi agak overcooked dan terasa dingin. Rasanya tapi enak dan teksturnya masih oke sehingga saya tidak terlalu masalah meskipun sedikit dingin.

Potongan chashu nya pas pertama kali makan cukup tebal dan empuk nya masih termasuk oke. Chashu nya tapi tidak se spesial tempat-tempat lain seperti Marutama. Kali kedua saya makan chashu nya sedikit lebih tipis dan lebih alot dari sebelumnya. Mungkin kualitasnya belum konsisten saja.

Ada 3 variasi untuk jenis kuahnya, classic tonkotsu, kuro mayu, dan 1 lagi pedas jadi tidak saya cobain.

Yang Classic Tonkotsu kuah kaldu nya lumayan enak, asin gurihnya pas serta cukup rich.  Teksturnya tapi agak kental. Kuah pekatnya menempel dengan baik di permukaan mie dan bikin rasa mie nya lebih enak, tapi lama kelamaan sensasi gurihnya seperti mendem teksturnya yang kental bikin kenyang dan  bosan sehingga malas untuk saya habiskan.

Kuro Mayu Ramen

Kali kedua datang saya cobain yang Kuro Mayu. Entah apa memang tekstur kuahnya dari sananya berbeda dengan classic tonkotsu atau apa karena saya pernah bilang sebelumnya kalau kuahnya agak kental. Kali ini kuah sup nya lebih encer dan tidak terlalu nempel ke mie nya, tapi lebih mudah saya nikmati sampai habis. Secara rasa masih mirip-mirip dengan classic tonkotsu. Mungkin sedikit lebih asin, tapi tidak terlalu jauh sehingga saya ngga ngeh. Gurih asinnya juga cukup pas untuk saya.

Gyoza

Gyoza selalu tersedia di restoran ramen dan di sini bisa pilih mau porsi 3 pieces atau 5 pieces. Ukuran Gyoza Menzo Ramen cukup besar dibanding restoran ramen lainnya. Isiannya saya kurang tahu apakah ayam atau babi. Tekstur kulit gyozanya tapi kurang garing sehingga kurang asik waktu digigit. Harganya lumayan mahal sih, sekitar Rp10ribu an lebih sedikit per piece nya. Saus kecapnya lumayan asam.

Pork Fried Rice

Pork Chahan Fried Rice nya oke. Secara rasa lebih enak punya Tsurukamedou sih, tapi di sini porsi nya lebih besar dan potongan daging babi nya juga dikasih melimpah. :) Bakal lebih enak kalau bumbu atau bawang putihnya lebih banyak dan tekstur nasinya tidak terlalu empuk.

Saya masih penasaran dengan tsukemen, curry rice dan teriyaki rice. Moga-moga menu tsukemennya bisa segera nongol~


Menzo Ramen Menu, Reviews, Photos, Location and Info - Zomato

Uncle Tetsu Angel Hat Cheese Zucotto


Uncle Tetsu kembali meluncurkan produk baru, kali ini namanya Cheese Zucotto Angel Hat. Ada promosi menu ini dijual seharga Rp50.000 dari harga asli Rp80.000 kalau membeli produk lain meski hanya 1 cheese tart. Kebetulan saya belum pernah nyobain Cheese StickUncle Tetsu jadi sekalianlah mari kita coba~


Kotak bungkusannya terlihat cukup oke. Secara porsi mungkin sedikit lebih kecil dari original cake, tapi tidak terlalu jauh bedanya karena yang ini lebih tinggi.


Secara rasa, zucotto ini sedikit lebih gurih dan lebih keju dari yang original, tapi overall secara tekstur maupun rasa tidak jauh berbeda dengan original cheese cake nya. Aroma kejunya juga lebih tercium.

Saya masih lebih suka varian ubi yang kemarin, tapi untuk Zucotto ini mungkin saya masih mau coba kalau nanti keluar varian rasa lainnya.



Cheese stick kurang empuk untuk selera saya. Dibanding dengan Fuwa Bites, yang ini lebih garing dan keras. Original nya lumayan, tapi rasa coklatnya aneh dan daya kurang suka. Rasa pahit coklat dan manisnya kayak ngga nyambung. Yah setidaknya sudah ngga penasaran lagi dengan Cheese Stick Uncle Tetsu.

Friday, November 10, 2017

Japanese European Fusion Food at Beatrice Quarters - Central Park


Saya pernah cobain Beatrice Quarters di Senayan City, tapi karena menunya lebih lengkap yang di Central Park, untuk blogpost Beatrice Quarters saya bahas yang outlet CP saja. Konsep makanan di Beatrice Quarters sepertinya semacam menu peranakan antara masakan Eropa dan Jepang.

Outlet Beatrice Quarters di Central Park baru buka akhir Oktober kemarin. Lokasinya di Lantai paling bawah sederet dengan Zenbu dan CupBob. Outletnya tidak besar-besar amat, jadi interiornya cenderung fungsional minimalis dan tidak didekor aneh-aneh. Teman saya pernah cobain menu Rice Pizza  mereka sewaktu dulu makan di PIK. Tapi sepertinya menu ini sudah tidak ada lagi di Beatrice Quarters. Padahal saya lumayan penasaran.

Beef Tokio Goulash

Meski demikian, makanan lainnya juga unik-unik. Penyajian makanan di Beatrice Quarters ini juga menarik dengan perlengkapan makan yang agak berbeda dengan restoran pada umumnya sehingga bikin orang penasaran. Yang pertama saya cobain adalah Beef Tokio Goulash. Disajikan diatas semacam piring hotplate dan tatakan kayu.

Beef Tokio Goulash ini adalah nasi goreng yang disajikan dengan yogurt, sapi Hokubee asal Australia, telur ceplok setengah matang, dan saus goulash. Sebenernya paduan telur, yoghurt, dan saus goulashnya asik banget. Creamy dari yogurt dan telur cocok dengan saus daging dan nasi goreng. Tapi ternyata menu ini ada pakai bubuk cabai sehingga saya agak kurang menikmati gara-gara lidah saya yang anti cabe.

Setelah saya perhatikan, hampir semua menu di Beatrice Quarter diberi taburan bubuk cabai paprika. Makanya selanjutnya setiap pesan makanan di sini saya selalu minta jangan pedas dan jangan pakai bubuk cabai.

Truffle Shimeji Soup

Untuk sup, yang Truffle Shimeji enak dan gurih. Teksturnya agak encer tapi rasanya rich dan jamur banget. Rotinya kecil tipis tapi crispy dan enak. Cocok untuk menemani sup nya.

Butternut Pumpkin

Yang Butternut Pumpkin juga lumayan, tapi agak keenceran dan taste nya juga kurang kuat. Entah kenapa saya lebih kepikiran rasa jagung daripada labu. Saya lebih suka yg jamur daripada yang ini.

Mushroom Omurice Risotto

Mushroom Omurice Risotto close up

Menu nasi yang juga menarik penyajiannya selain Tokio Goulash adalah Omurice Risotto. Nasi goreng diselimuti telur dadar, disajikan dengan jamur dan saus creamy. Paduan nasi goreng dengan saus cream ini juga memberikan rasa yang menarik. Telurnya dimasak dengan sangat oke. Rasanya mild dan enak, tekstur telurnya juga lembut.

Olive Platter Salmon Mentaiko

Menu nasi selain Tokio Goulash dan Risotto masih ada juga Olive Platter dan Aromatic Fried Rice. Olive Platter nya saya coba yang lauknya salmon mentaiko. Nasi gorengnya mirip nasi goreng biasa dengan rasa yang cenderung gurih asih. Ada potongan buah zaitun kecil-kecil sih, tapi feeling 'olive' nya tidak terlalu terasa. Not bad tapi nga spesial juga.

Salmonnya biasa saja secara rasa maupun tekstur, saus mentaiko nya yang bikin rasa ikan ini lebih menarik. Potongan salmonnya tebal sih, tapi kalau dibanding nasi rasanya ukuran salmonnya kecil. Olive Platter disajikan dengan telur ceplok dan tumis jamur shimeji. Telurnya bisa pilih mau matang atau setengah matang.

Sausage & Smoked Beef Aromatic Fried Rice

Aromatic Fried Rice secara konsep sebenarnya kurang lebih sama dengan Olive Platter. Tapi nasi goreng pada menu ini dimasak dengan saus tomat sehingga ada rasa gurih manis dan sedikit asam tomat pada nasi goreng ini. Tampilannya tidak se kuning yang di foto menu. Porsi nasinya sepertinya lebih sedikit dari yang Olive Platter, tapi secara rasa saya lebih suka nasi goreng yang ini.

Sosis dan smoked beef nya enak, sudah disajikan terpotong-potong. Aromatic Fried Rice juga disajikan dengan telur dadar, tapi nabati pendampingnya adalah salad.

Baik Olive Platter maupun Aromatic Fried Rice sebenarnya kurang lebih nasi goreng biasa dengan tampilan penyajian yang manis sih. Kalau mau menu nasi yang lebih unik saya lebih rekomendasikan yang Tokio Goulash dan Risotto.

Smoked Salmon Egg Benedict

Egg Benedict menjadi menu yang paling favorit dan saya rekomendasikan di Beatrice Quarters. Kalau nyobain makan, yang ini wajib dicoba. Tampilan hidangannya sungguh menarik dan rasanya juga enak. Telurnya lezat banget dan teksturnya juga pas. Saya sungguh penasaran dan masih belum tahu gimana caranya telurnya bisa dibuat foamy dan seperti di torch gitu pinggirannya.

Paduan smoked salmon, telur, jamur, saus, dan roti di bawahnya asik banget. Saladnya melengkapi asupan sayur. Saus pada saladnya enak, rasanya asam manis. Saya kurang tahu nama sausnya. Karbohidratnya juga cuma dari roti, lebih banyak kenyang karena protein pada telur, daging, jamur, dan sayur. Cocok buat mereka yang hendak mengurangi karbohidrat.

Juicy Beef Burger

Juicy Beef Tower Burgernya cukup oke. Isinya ada telur ceplok, jamur shimeji, selada, keju, ground beef patty, tomat, dan saus bbq. Rasa beef patty nya lumayan, dan burger di sini unik karena ada jamur shimejinya. Ada tekstur yang menarik pada permukaan roti, tapi secara rasa rotinya sih biasa saja. Overall menarik, tapi tidak spesial kalau dibanding menu lainnya.

Dori Miso Papilotte

Dori Miso Papilotte adalah satu lagi menu Beatrice Quarters yang menurut saya penyajiannya sangat unik dan menarik. Bahan-bahan dan bumbunya dibungkus ke dalam kertas dan sepertinya di steam. Sayangnya secara rasa saya kurang sreg, asin banget. Entah apa memang rasanya seperti itu atau kokinya tidak sengaja memasukkan terlalu banyak garam.

Mie nya bukan pasta, tapi lebih seperti mie yang digunakan di ramen. Agak kematengan, tapi model yang dimasak sekaligus begini memang susah mengendalikan tekstur mie. Yang saya suka dari masakan ini adalah porsi mie, ikan dori, jamur dan sayuran di dalamnya seimbang dan terasa sehat. Seandainya saja tidak keasinan... T___T Semoga lain kali saya coba ini lagi, rasanya bisa lebih oke.

Le Japonais Chicken

Untuk menu pasta, saya memutuskan menciba Le Japonais Chicken. Yang disajikan adalah Fetucini yang dimasak dengan saus krim dan jamur, lalu di atasnya ada chicken katsu dengan lelehan keju. Kejunya kurang meleleh jadi susah diaduk dengan pasta di bawahnya. Tapi overall rasanya lezat dan menyenangkan. Tekstur saus krim nya pas dan tidak terlalu berat, padahal biasanya saya gampang enek dengan saus krim pada pasta.

Lemonade

Lemonade menjadi pilihan minuman yang menurut saya cocok mendampingi makanan apapun. Rasa asam manisnya bikin segar dan tidak berat. Selain Lemonade, Ice Tea juga oke dan di Beatrice Quarters minuman Ice Tea nya bisa refill.

Kiwi Yogurt

Tapi kalau sedang ingin minuman yang lebih berat, saya suka yogurt series di sini. Kiwi yogurt nya enak. Teksturnya pekat dengan rasanya asam segar dan kadar manis yang pas. Healthy and delicious. :d

Honey Ginger Lemonade

Tapi menu minuman favorit saya sejauh ini jatuh pada Honey Ginger Lemonade. Rasa pedas jahe, asam lemon, dan manis madu yang disajikan hangat-hangat ini sungguh enak banget dan bikin saya rileks. Sehat dan enak di tenggorokan, apalagi kalau badan sedang kurang fit.

Kurumi Carrot Cake

Last but not least, saya selalu ngga tahan pengen nyoba kalau liat yang namanya Carrot Cake. Dan syukurlah Kurumi Carrot Cake ini enak~ Harganya sekitar Rp38.000,- Porsinya cukup oke. Tekstur kue nya tidak terlalu padat, rada ngembang, tapi rasa kue nya tetap rich dan bikin seneng. Krimnya kejunya lumayan padat dan heavy, not that bad but not that good either. Saya suka karena banyak kacang di pinggirannya. Nga banyak carrot cake yang murah hati dengan kacang walnut. xd

Sekian dulu review Beatrice Quarters nya. Kapan-kapan sepertinya saya mau cobain parfait dan Honey Toast. Yang manis-manis ini ngga diskon selama opening promo, jadi nanti dulu saya nyoba nya.~

Beatrice Quarters Menu, Reviews, Photos, Location and Info - Zomato

Sunday, November 5, 2017

Chateraise Senayan City - Another Japanese Patisserie that I fell in love at the first bite


Chateraise

Setelah sekian lama akhirnya kesampean juga mampir ke Chateraise Senayan City. Patisserie ini merupakan toko dessert merk dari Jepang yang mengklaim kue-kue mereka di import dari Jepang langsung. Setengah percaya ngga percaya sih. Saya sungguh penasaran bagaimana caranya mereka mengatur timing serta biaya untuk import jauh-jauh dari Jepang.

Cakes~

Tampilan kue-kuenya sungguh semarak dan sebenarnya saya kepingin cobain semuanya. Tapi karena keterbatasan kuota perut maupun dompet, saya beli yang paling menarik perhatian dulu. Di Etalase pertama ada berbagai jenis cake. Ada beberapa yang sepertinya komposisinya mirip (shortcake warna putih dengan buah-buahan di atasnya).

Berdasarkan pengamatan, yang berbentuk slice segitiga krimnya lebih banyak, sementara yang berbentuk kotak, krimnya lebih tipis dan bolunya lebih tebal. Jenis buah yang dipakai juga berbeda-beda.

Legendary Fresh Cream Cake & Crispy Chocolate Cake

Pilihan saya jatuh pada Legendary Fresh Cream Cake yang jadi number 1 Best Seller, Crispy Chocolate Cake yang konon Best Seller number 2, dan Roll Brulle karena paduan roll cake dan brulee adalah hal yang baru buat saya dan saya ngga bisa bilang ngga untuk roll cake maupun creme brulee. :d

And it was love at the first bite~ Kue-kue di Chateraise benar-benar asli cake Jepang. Legendary Fresh Cream Cake nya bikin saya ketagihan. Manis krimnya bikin bahagia banget, tapi ngga bikin enek karena kadar manisnya pas teksturnya ringan di mulut. Bolunya juga empuk dan lezat banget, berpadu indah dengan krim, selai, dan buah strawberry. Rasanya kayak saya bisa makan cake ini sebanyak apapun. Wajar banget ini jadi best seller Chateraise.

Saya suka banget dengan cake Bonjour dan untuk kelembutan kue menurut saya Chateraise belum ngalahin Bonjour. Tapi secara rasa maupun ukuran kue, saya lebih suka Legendary Fresh Cream Cake nya Chateraise. 

Crispy Chocolate Cake mungkin bukan tipe cake favorit saya karena saya bukan penggemar ala-ala tiramisu atau semacamnya. Tapi coklatnya nendang banget dan enaknya tetap luar biasa. Bolu coklat dan bubuk coklatnyanya sungguh lezat dan di tengahnya ada potongan coklat sepeti flake untuk memberi tekstur kue yang lebih menarik. Penggemar coklat wajib nyobain yang ini.

Roll Brulee & Cheese Tart

Dibanding Crispy Chocolate Cake, saya masih lebih suka Roll Brulee nya. Yang ini rasanya lebih overpower daripada Legendary Fresh Cream Cake karena teksturnya yang lebih pekat creamy dan rasa manis tambahan pada caramelized sugar di bagian atasnya. It's heaven in my mouth.

Cheese Tarts
Chateraise juga menyediakan menu Cheese Tart seharga Rp30ribuan lebih. Hampir sama dengan harga Cheese Tart Pablo? Tapi ini mungkin Cheese Tart terbaik yang pernah saya makan di Jakarta dan bahkan sepertinya lebih enak daripada cheesetart-cheesetart yang pernah saya beli langsung di Jepang. Jadi langsung nyesel saya ngga mampir ke Chateraise di negara asalnya.

Kejunya berasa banget, tapi tetap creamy dan kadar manisnya juga pas. Lezatnya bikin bahagia, apalagi disajikan dengan cukup fresh. Kualitas crust wadahnya juga berasa banget, rapih dan solid seperti cheese tart di Jepang, pas banget mengimbangi rasa keju krim diatasnya.

Dorayaki, Fluffy Cream Roll, & Double Fantasy

Tapi di Chateraise tidak hanya menjual cake maupun cheesetart, dan tempat ini berhasil membuat saya benar-benar lupa sama yang namanya diet. Di etalase kaca kedua, beberapa varian Cream Puff, Dorayaki (Azuki Bean and Cream Pancake), Custard Eclair, dan Fluffy Cream Roll. Saya terjerumus dalam kekhilafan, mencoba masing-masing kue tersebut satu per satu. Untuk Cream Puff saya pilih yang rasa original Double Fantasy.

Fluffy Cream Roll

Fluffy Cream Roll nya sungguh membuat saya teringat sama roll cake yang saya beli di Minimart Jepang tapi lebih enak ini. Creamnya yang aduhai berpadu sangat baik dengan kue bolu gulungnya dan sungguh nikmat di setiap potongnya.

Azuki Bean & Cream Pancake

Dorayakinya juga mungkin dorayaki paling enak yang pernah saya makan sejauh ini. Tekstur kuenya seperti ada diantara dorayaki dan pancake, jadi lebih fluffy dan lebih lezat dibanding dorayaki standard. Di tengahnya diisi kacang merah yang dikelilingi krim putih. Doraemon pasti bahagia banget kalau bisa makan ini.

Double Fantasy Cream Puff

Cream Puff a k a Kue Sous Double Fantasy di Chateraise diisi 2 jenis krim, krim putih seperti yang digunakan pada cake, dan krim vanilla custard. Porsi isian krim nya sungguh murah hati dan enak banget. Roti pinggirannya tipis dan lembut, tapi tidak rapuh. Varian lainnya ada rasa Coklat dan Matcha.

Custard Eclair

Diantara semuanya, Custard Eclair mungkin yang paling biasa saja buat saya. Teksturnya mirip dengan Cream Puff sebelumnya, hanya bentuknya beda, dan ada coklatnya. Isiannya juga sepertinya hanya 1 jenis krim custard. Tapi tetap lezat dan menyenangkan untuk diganyam.

Cream Puff, Dorayaki, Eclair, dan Roll Cake ini fresh dalam kondisi dingin. Jadi sebaiknya dikulkasin kalau tidak mau langsung dimakan.

Caramel Latte + Hokkaido Cream

Untuk minuman, Adik saya mencoba Caramel Latte + Hokkaido Cream. Sebenarnya dia beli karena penasaran Hokkaido Cream nya kayak apa. Enak sih, tapi hampir sama dengan krim yang digunakan pada kue. Kopinya sendiri termasuk biasa saja. Bau karamelnya lumayan, tapi tidak terlalu terasa sewaktu diminum.

Longevity Ring & Baked Cheese Tarte

Castella Japanese Sponge Cake

Terakhir, untuk cemilan dibawa pulang (iya, maaf saya khilaf), saya beli yang lebih tahan lama meskipun tanpa kulkas. Yaitu Longevity Ring alias Baumkuchen, Japanese Sponge Cake Castella, dan Baked Cheese Tarte. Display etalase nya agak mojok di dekat coffee counter. Ada yang dijual 1 box sekaligus, cocok untuk jadi bingkisan hadiah. Overall enak-enak, tapi saya masih lebih suka produk-produk Chateraise yang cake, dorayaki, atau fresh cheese tart.

Longevity Ring

Longevity Ring atau Baumkuchen Chateraise lebih padat dan rasanya juga lebih rich daripada baumkuchen family mart. Aromanya juga lebih menggoda. Hampir seperti lapis legit, tapi rasa manisnya pas dan tidak seberminyak atau sekuat kue lapis legit. Kue lapis legit juga teksturnya lebih padat daripada ini. Kayaknya enak kalau dimakan dari kulkas atau kalau dipanaskan dulu.

Castella

Castella Japanese Sponge Cake ini teksturnya benar-benar seperti kue bolu dan agak berminyak. Rasa manisnya sedikit berbeda dengan yang lain. Mungkin karena di komposisinya tidak mengandung susu atau kacang, jadi manisnya lebih simple rasa manis gula.

Baked Cheese Tarte

Kulit pinggiran Baked Cheese Tarte nya lebih lembut dan empuk, sehingga lebih rapuh daripada yang fresh cheese tart. Wangi butternya juga lebih terasa. Tekstur tengahnya juga lebih seperti 'kue', tidak creamy. Tapi waktu digigit rasa kejunya mantap banget dengan paduan gurih manis asin yang bikin nagih. Saya lebih suka fresh cheese tart nya. Baked Cheese Tart tapi lebih murah sekitar 1000-2000 Rupiah, sedikit lebih lebar, dan tahan lebih lama.

Sekian dulu kali ini. Pasti saya bakal balik lagi untuk nyoba kue-kue lainnya~


Châteraisé Menu, Reviews, Photos, Location and Info - Zomato

Saturday, November 4, 2017

Cake Desserts and Sakura Tea at Amausaan Uji Matcha - Central Park

Ini Postingan kedua saya soal Amausaan Uji Matcha. Postingan pertama bisa dicek di sini ~
Kali ini saya ingin ngereview kue-kue yang tersedia di Amausaan. Ada Matcha Thousand Layer Cake a k a Mille Crepes, Matcha Cheese Cake, Matcha Thousand Layer Cake, dan terakhir Asakusa Daifuku. Special thanks untuk pergikuliner.com yang sudah ngajakin saya makan dan ngobrol-ngobrol bareng di Amausaan Uji Matcha. ^^

Amausaan

Sekedar tips, kalau mau cobain kue di Amausaan sebaiknya kue dimakan lebih dahulu. Jangan makan es krim atau gelato atau minuman manis sebelum makan kuenya. Dalam kasus saya, lidah saya jadi kebas dengan rasa manis kalau makan es krim nya terlebih dahulu. Akibatnya rasa manis pada kuenya sulit dinikmati dan hanya terasa pahit matcha nya saja.

Inari Torii Matcha Mille Crepes Cake

Inari Torii Matcha Mille Crepes Cake adalah recommended cake di Amausaan. Rasa matcha yang kuat disajikan sebagai krim dengan rasa manis yang lembut dan melapisi setiap layer nya. Krim dan bubuk matchanya cocok dengan tekstur mille crepes yang menarik. Kualitas kuenya sendiri juga oke dan menyenangkan untuk cemilan.

Mirror Lake Matcha Cheese Cake

Mirror Lake Matcha Cheese Cake ini mungkin cake yang paling least favorite buat saya. Sebenarnya not bad, cuma saya lebih suka kue lain dibandingkan ini. Teksturnya creamy padat, standard tekstur bcheese cake. Tapi rasa kejunya kurang terasa. Matcha dan cream tetap jadi highlite rasa pada kue ini. Bagian bawahnya tapi semacam bolu coklat atau charcoal yang lumayan padat, memberikan variasi tekstur yang lebih menyenangkan untuk cake ini.

Ink Bamboo Charcoal Cake

Ink Bamboo Charcoal Cake Roll bisa dibilang cake favorit saya di Amausaan. Rollcake nya berwarna hitam charcoal, unik dan rasa juga enak meskipun teksturnya biasa saja. Krim di tengahnya lembut dan ringan khas krim pada cake Jepang. Rasa matcha pada krimnya kuat, sedangkan rasa manisnya pas dan lembut. Enak dan tidak berat waktu dimakan.

Lalu di tengah krim ada matcha jelly yang menambah citarasa istimewa kue ini, seperti ada ledakan rasa matcha ketika dimakan. Taburan bubuk matcha di atasnya memberikan efek gradasi warna yang menarik pada kue.

Matcha jelly juga ada pada topping dessert parfait Amausaan dan bisa juga diminta sebagai topping tambahan. Tapi menurut saya penempatannya yang paling asik justru di roll cake ini.

Asakusa Daifuku

Terakhir yang juga menjadi kue favorit saya adalah Asakusa Daifuku. Snack tradisional Jepang ini sebenarnya saya kurang yakin autentik tidaknya karena ngga pernah nyobain daifuku yang asli. Yang ini juga paling susah saya temukan. Berapa kali saya datang ke Amausaan untuk pesan ini, seringkali dibilang tidak ada. Tapi menurut saya ini unik dan worth to try.

Asakusa Daifuku tersedia dalam rasa red bean dan matcha cream. Saya minta di mix 1 isi red bean dan 1 isi matcha cream. Yang krim matcha sangat lembut, empuk dan ringan. Enak dan serasi dengan tekstur lapisan mochi daifuku. Waktu saya makan ini saya langsung memaafkan lamanya waktu tunggu saya sampai dessert ini keluar.

Yang isi azuki redbean mochi daifuku nya lebih padat, rasa isiannya juga lebih manis daripada yang matcha. Sebaiknya yang red bean dimakan belakangan karena lagi-lagi bikin lidah kebas dengan rasa manis pada matcha cream kalau red beannya dimakan duluan. Yang Red Bean juga lebih mudah bikin kenyang daripada yang matcha cream.

Sakura Fried Tea Hot

Minuman yang cocok untuk menemani makan kue di Amausaan menurut saya varian teh tawarnya. Saya belum coba white peach oolong tea, tapi Hot Sakura Fried Tea nya benar-benar semerbak wangi bunga sakura. Rasa teh nya yang tawar cukup netral untuk menjadi minuman pendamping kuenya.

Sakura Fried Tea Cold

Cold Sakura Fried Tea tidak sewangi yang panas, tapi disajikan dengan teko dan gelas yang lucu. Aneh juga sih, biasanya teko kan untuk yang panas. xd

Meski teko nya lucu, saya sendiri masih lebih suka yang panas karena harum dan rasa teh nya lebih intense.


Amausaan Uji Matcha Menu, Reviews, Photos, Location and Info - Zomato