Sejak Januari Tamoya sudah buka di CP, tapi Grand Openingnya bulan Februari ini. Saya sudah beberapa kali makan di Tamoya tapi baru sekarang sempet posting review. Kesan pertama saya adalah variasi udonnya lebih banyak daripada Marugame maupun Mugimaru, bikin saya penasaran dan bingung mau pesan yang mana. Awalnya juga saya kira kursinya sedikit, tapi ternyata di bagian dalam ada lebih banyak meja dan kursi.
Udon di Tamoya ada 2 tipe, warna putih dan hitam. Udon hitam memberikan sensai tampilan yang berbeda, tapi secara rasa dan tekstur kurang lebih sama dengan yang putih. Harga udon hitam juga lebih mahal sekitar Rp5000,- dan buat saya lebih seperti gimmick yang sesekali menarik tapi tidak terlalu penting.
Tekstur udon di Tamoya lebih lembut dan lembek daripada Marugame dan Mugimaru. Kalau suka dengan udon yang lembut mungkin akan suka dengan Udon Tamoya. Tapi saya pribadi lebih suka dengan udon yang lebih firm.
Lalu rasa kuah udon di Tamoya cenderung kuat. Ada beberapa menu yang buat saya rasa kuahnya overpower dan tidak balance di lidah. Tapi ada beberapa menu yang surprisingly enak dan recommended untuk dicoba.
Yang pertama kali saya cicipi sebenarnya adalah Kitsune Udon. Sayang saya tidak sempat foto sebelum makan. Kesan saya rasa kuah udonnya asin dan tidak terlalu kompleks. Sementara kulit tahu nya sangat manis. Saya lebih suka kitsune udon tempat lain, tapi di sini kulit tahu nya dapat 2 potong.
Beef Sanuki Udon Bukkake, eggplant tempura, potato croquette |
Beef Sanuki Udon Bukkake saya pesan dengan udon hitam. Awalnya saya hanya mau makan sanuki bukkake saja tapi karena ditawarin versi yang dapat tambahan daging sapi saya pun oke saja. Tapi harganya langsung naik dari Rp33.000,- jadi Rp53.000,- ^^;
Rasa kuahnya yang ini lebih manis sehingga saya lebih suka daripada kitsune udon sebelumnya. Daging sapinya enak dan porsinya banyak. Tekstur daging sapinya agak kasar.
Beef Kamatama Udon |
Menurut saya Beef Kamatama Udon adalah ultimate udon di Tamoya. Kuah udonnya disajikan terpisah untuk dituang belakangan dan secara rasa sama dengan kuah yang digunakan untuk Kitsune Udon. Jernih kecoklatan tapi rasa asinnya kuat.
Tapi setelah dicampur dan diaduk-aduk dengan telur, daging, bawang bombai, dan condiment lainnya, sensasi rasanya langsung berubah. Gurih telur, panas jahe, manis dari saus daging dan bawang bombai berpadu dengan asinnya kuah udon. Hasilnya oke banget dan bikin lidah saya bahagia.
Salmon Teriyaki Udon dengan mushroom tempura |
Salmon Teriyaki Udon ini di menu paling fotogenik, tapi secara rasa ini adalah menu yang paling mengecewakan yang pernah saya makan di Tamoya. Salmonnya dapat 2 potong, tapi tipis dan terlalu matang masaknya. Yang paling bermasalah tapi kuahnya. Mungkin ada saus teriyaki khusus yang dicampur dengan kuah udon. Rasanya manis, tapi agak nga jelas. Kayak campur baur dan tidak harmonis. Rasa kuahnya yang kuat juga terlalu overpower untuk keseluruhan menu.
Chicken Katsu Curry Rice |
Sewaktu mengajak adik saya makan di Tamoya, yang dia pesan adalah chicken katsu curry rice. Saya pun ikut nyicipin dan langsung sadar kalau curry di Tamoya termasuk enak. Tekstur dan rasa curry nya pas. Gurih bumbu kari nya dapet banget, ngga keenceran juga. Daging ayam dan wortel di bumbu kari nya enak dan empuk. Chicken katsunya juga oke, dimasak dengan baik. Empuk dan crunchy dengan porsi yang sangat memuaskan.
Pantes aja curry udon dan beef curry udonnya dikasih tanda best seller karena memang itu bintangnya di Tamoya. Di kunjungan selanjutnya pun saya memesan curry udon. Mungkin harusnya pakai beef karena tekstur sapi di Tamoya yang agak kasar sepertinya cocok dengan curry, tapi karena sedang ingin sedikit berhemat saya putuskan mencukupkan diri dengan curry udon biasa.
Curry Udon |
Saya beberapa kali makan curry udon di tempat lain dan biasanya bumbunya agak diencerkan. Tapi di Tamoya udon tetap disajikan dengan bumbu yang kental padat dan gurih. Rasa bumbu serta tekstur potongan ayamnya masih cukup terngiang-ngiang di lidah sampai malam.
Pas udon yang sudah berlumur bumbu kari sampai di lidah itu aduhai enaknya. Tekstur udon nya masih rada kelembekan untuk saya, tapi menu yang satu ini tetap enak banget. Lain kali kayaknya saya harus coba yang pake beef baik yang versi udon maupun yang versi nasi. :d
Condiment Tamoya variasinya lebih lengkap. Ada daun bawang, lobak parut, jahe parut, crunchy tempura, saus tempura, dan cabe. Kuah udonnya boleh nambah sesukanya juga. Crunchy tempura di sini cenderung lebih halus. Lalu saus tempura nya saya kurang suka rasanya.
Secara harga, mirip-mirip dengan Marugame dan Mugimaru. Hanya saja tempura dan side dish lain di Tamoya cenderung lebih mahal, kadang kurang worthed.
dori katsu dan inari sushi |
Tempura labu yang saya coba kurang manis dan kurang empuk. Dory katsunya juga terlalu kering dan agak keras. Ikan dori bisa jadi keras itu sebenarnya sesuatu banget sih. Potato Croquette nya hambar dan tidak istimewa.
Eggplant dan mushroom tempura tapi lumayan sih. Dan eggplant juga cukup besar potongannya. Yang sate-sate seperti tsukune chicken lumayan enak.
Tamoya juga menyediakan beberapa varian sushi roll seperti california roll dan inari sushi. Buat minuman, mereka kasih variasi jus sehat juga. Katanya sih 100% pure juice.
Overall kalau yang udon standard, saya masih lebih suka makan udon di Mugimaru dan Marugame karena saya suka udon yang lebih firm dan rasa kuah yang kompleks tapi tidak berat. Pilihan tempura nya saya juga lebih suka di tempat lain. Tapi kalau sedang ingin makan curry udon ditemani sushi roll dan minum jus sehat, Tamoya akan jadi pilihan saya.
No comments:
Post a Comment